Mengenal Cataflam Pereda Nyeri, Baik Indikasi dan tata cara Aturan Pakainya

dilangsir dari halam alodokter bahwa Cataflam adalah obat untuk meredakan nyeri haid, sakit gigi, atau sakit kepala migrain. Selain itu obat ini juga bisa digunakan untuk meredakan keluhan nyeri dan radang sendi akibat artritis rheumatoid, osteoarthritis, atau spondilitis ankilosa.

Pada dasarnya, cataflam merupakan obat anti nyeri yang bukan hanya bisa mengatasi sakit gigi. Melainkan juga dapat kita gunakan pada kondisi nyeri haid, sakit kepala, serta permasalahan peradangan pada tulang dan sendi. Misalnya, osteoarthritis atau rhematoid. 

Meski menjadi salah satu obat pereda nyeri yang sudah banyak tersedia di apotik, namun ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dari penggunaannya. Agar tidak menyembuhkan satu gejala namun meningkatkan risiko lainnya, perlu kita ketahui kandungan, manfaat serta potensi efek samping seperti di bawah ini.

Baca Juga : Manfaat Lobak Putih, Sayur yang Bergizi dan Menyehatkan

Jenis dan Kandungan Cataflam

Cataflam adalah produk obat pereda nyeri dengan kandungan Diclofenac potassium. Ia termasuk ke dalam obat anti inflamasi golongan non steroid. Cara kerjanya dalam meredakan nyeri adalah dengan menekan produksi prostaglandin oleh enzim. Sebab prostaglandin ini merupakan zat yang dapat memicu radang dan nyeri saat ada luka atau inflamasi.

Cataflam dikemas dalam bentuk tablet, sirop, atau serbuk. Produk-produk Cataflam yang tersedia di Indonesia adalah:

  • Cataflam 50 mg, berbentuk tablet dan tiap tabletnya mengandung 50 mg diclofenac potassium.
  • Cataflam 25 mg, berbentuk tablet dan tiap tabletnya mengandung 25 mg diclofenac potassium.
  • Cataflam Fast 50 mg, berbentuk serbuk dan tiap 1 sachet mengandung 50 mg diclofenac potassium.
  • Cataflam D 50 mg, berbentuk tablet dispersible dan tiap tabletnya mengandung 50 mg diclofenac sodium.
  • Cataflam Drops, berbentuk sirop dan tiap mililiternya mengandung 15 mg diclofenac sodium.

Apa Itu Cataflam

Bahan aktifDiclofenac potassium atau diclofenac sodium
GolonganObat resep
KategoriObat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
ManfaatMeredakan nyeri dan peradangan
Dikonsumsi olehDewasa
Diclofenac di dalam Cataflam untuk ibu hamil dan menyusui

 

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Kategori D: Bila usia kehamilan sudah trimester ketiga, ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia.

Namun, besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

Cataflam dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obatTablet, drops, dan serbuk

Penyakit yang bisa kita obati dengan cataflam

Saat ini ada banyak sekali produk pereda nyeri sesuai dengan golongan dan kekuatan dosisnya. Misalnya ibuprofen, paracetamol, asam mefenamat sodium diclofenac dan potassium diclofenac ini. 

Cataflam sendiri merupakan merk dagang yang populer untuk potassium diclofenac. Umumnya banyak orang menggunakannya untuk mengatasi sakit gigi. Namun, obat ini juga bisa kita pakai ketika mengalami nyeri peradangan pada sendi dan tulang, menstrual cramp atau nyeri datang bulan, gusi bengkak dan sakit kepala.

Pada beberapa jenis cataflam, juga bisa membantu mereka yang mengalami batu ginjal, asam urat, gangguan peradangan tulang dan sendi, atau pengobatan pasca operasi.

Jenis produk yang tersedia

Cataflam merupakan produk yang sudah proven dan aman kita konsumsi, asal sesuai dengan dosis aturan pakai maupun resep dari dokter. Lebih amannya memang kita mendapat anjuran dari dokter, agar lebih efektif dan sesuai dengan gejala. 

Saat ini, cataflam banyak tersedia dengan format tablet atau pil, ukuran 50 mg dan 25 mg. Selain itu, ada juga jenis drop atau sirup, di mana tiap dosisnya mengandung 15 mg diclofenac potassium. 

Ada pula jenis Cataflam Fast berbentuk serbuk, berukuran 50 mg yang penggunaannya perlu dilarutkan dalam air. Penggunaannya juga bisa untuk mereka yang menderita asam urat dan batu ginjal, namun sesuai dengan resep dokter. Sedangkan Cataflam D adalah jenis tablet terdispersi dengan ukuran sama, yaitu 50 mg. 

Kendati memiliki bentuk bervariasi dan fungsi yang hampir sama, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan anjuran yang presisi dan lebih tepat.

Baca Juga : Pentingnya Konsumsi Sayur dan Buah pada Anak Usia Sekolah

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Cataflam

Cataflam hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi Cataflam:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Cataflam tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini, aspirin, atau obat antiinflamasi nonsteroid lain.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma, penyakit jantung, hipertensi, penyakit hati, tukak lambung, gagal jantung, edema, penyakit ginjal, perdarahan saluran pencernaan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan Cataflam sebelum menjalani tindakan medis tertentu atau operasi. Cataflam tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang baru saja menjalani operasi bypass jantung.
  • Jika setelah mengonsumsi Cataflam ada pusing, mengantuk, atau mengalami pandangan kabur, maka jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan.
  • Sebisa mungkin batasi konsumsi minuman beralkohol selama Anda menjalani pengobatan dengan Cataflam, karena akan meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi Cataflam.

Dosis dan Aturan Pakai Cataflam

Dosis Cataflam berbeda-beda pada tiap pasien. Dokter akan menentukan dosis sesuai kondisi kesehatan pasien. Berikut adalah dosis Cataflam berdasarkan tujuan penggunaannya:

  • Tujuan: Meredakan nyeri, seperi nyeri haid atau dismenore
    Dosisnya 50–100 mg, 3 kali sehari
  • Tujuan: Meredakan keluhan osteoarthritis
    Dosisnya adalah 50 mg, 2–3 kali sehari
  • Tujuan: Meredakan keluhan rheumatoid arthritis
    Dosisnya adalah 50 mg, 3–4 kali sehari

Cara Mengonsumsi Cataflam dengan Benar

Konsumsi Cataflam sesuai anjuran dokter dan petunjuk pada kemasan obat. Jangan mengubah dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Cataflam sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk menghindari sakit maag. Hindari posisi berbaring setidaknya 10 menit setelah mengonsumsi obat ini.

Jika Anda mengonsumsi Cataflam dalam bentuk tablet, minum segelas air untuk membantu menelan tablet. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah tablet karena dapat meningkatkan efek samping.

Jika Anda mengonsumsi Cataflam dalam bentuk serbuk, larutkan ke dalam 30–60 ml air terlebih dahulu sebelum diminum.

Jika lupa mengonsumsi Cataflam, segera minum ketika Anda ingat. Jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis Cataflam untuk menggantikan dosis yang terlewat.

Simpan Cataflam di tempat yang terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Cataflam dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi yang dapat terjadi jika kandungan diclofenac sodium di dalam Cataflam dikonsumsi bersamaan dengan obat tertentu, antara lain:

  • Peningkatan efek toksik dari digoxin, lithium, cyclosporine, atau methotrexate
  • Peningkatan kadar Cataflam dalam darah jika dikonsumsi dengan voriconazole
  • Penurunan efektivitas Cataflam jika digunakan dengan rifampicin
  • Penurunan efek penurunan tekanan darah dan peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan obat diuretik, ACE inhibitor atau ARB
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika dikonsumsi dengan obat selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), antikoagulan, seperti warfarin, atau antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lain, termasuk aspirin

Efek Samping dan Bahaya Cataflam

Efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi obat dengan kandungan diclofenac sodium antara lain:

  • Mual
  • Kembung
  • Konstipasi
  • Diare
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Kantuk
  • Heartburn

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau semakin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti:

  • Telinga berdenging
  • Bengkak di kaki atau tangan atau lelah yang tidak biasa
  • Jarang berkemih atau urine yang keluar sangat sedikit
  • Sakit perut, urine gelap, atau penyakit kuning
  • Mudah memar atau pucat
  • Perdarahan pada saluran cerna, yang ditandai dengan tinja atau muntah berdarah

Sumber : alodokter.com

Jangan lupa untuk berkunjung ke link :

Academia.edu


Baca Juga :

8 Manfaat Nanas Madu untuk Kesehatan, Memperkuat Tulang dan Mencegah Kanker

Metaverse Disebut Sebagai Kantor Mu di Masa Depan?

Diprediksi Metaverse Jadi Ekonomi Digita di Masa Depan

Pentingnya Mengenal Metaverse, dan Elemen hingga Cara Kerjanya?

9 Strategi Digital Marketing yang Bisa Diterapkan di Tahun 2022

Prediksi Tren Data Science 2022 yang patut untuk dinantikan

Posting Komentar

0 Komentar