Fakta Penting Kelapa Sawit Sebagai Sumber BBN Andalan di Indonesia

 

Pengembangan program implementasi Bahan Bakar Nabati (BBN) terus dilakukan mengingat kebutuhan terhadap energi semakin meningkat dan masih didominasi oleh bahan bakar fosil yang cadangannya sangat terbatas. Pengembangan BBN ini diyakini sebagai salah satu program pencarian energi lain yang berkelanjutan.

Sebagai salah satu bentuk energi baru terbarukan, bahan bakar nabati atau biofuels memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan. Selain dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, pengembangan bahan bakar nabati juga dapat meningkatkan ketersediaan pasokan energi nasional. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang minyak sawit untuk Anda pelajari lebih dalam:

  1. 1. Bahan baku utama biodiesel di Indonesia saat ini berasal dari minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Menurut data Kementerian Pertanian tahun 2017, potensi pengembangan kelapa sawit adalah 35 juta ton CPO; 146 juta ton TBS; dan 26,3 juta ton TBK. Mayoritas produksi minyak sawit Indonesia diekspor dan menghasilkan devisa lebih dari 20 miliar USD per tahun.
  2. 2. Perkebunan kelapa sawit juga sering dikaitkan sebagai penyebab utama deforestasi di Indonesia. Faktanya, perkebunan kelapa sawit tumbuh dan menempati lahan kritis dan justru mengubah lahan terdegradasi menjadi kawasan produktif. Perkebunan kelapa sawit yang dikonversi langsung dari hutan produksi hanya sekitar 3%.
  3. 3. Program implementasi biodiesel sebenarnya sudah cukup lama dilakukan. Sejak 2018, pemerintah Indonesia telah mengamanatkan penggunaan biodiesel berbasis minyak sawit dalam bahan bakar diesel. Kini penggunaan minyak sawit sebagai sumber bahan bakar nabati telah mencapai tahap implementasi B30 yang mulai dilaksanakan sejak Januari 2020.

Pemerintah berharap pengembangan biofuels berbasis kelapa sawit ini akan terus memberikan manfaat ekonomi bagi banyak sektor dan tentunya bagi petani atau masyarakat yang mengelola kebun sawit itu sendiri. 

Kini pemanfaatan sawit sebagai sumber BBN mencapai tahap implementasi B30 yang diberlakukan mulai Januari 2020 lalu. Pemerintah berharap pengembangan BBN berbasis sawit ini akan terus memberikan manfaat ekonomi bagi banyak sektor dan tentunya bagi petani atau masyarakat pengelola perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Adapun manfaat implementasi program biodiesel berbasis sawit yang telah diterapkan yaitu penghematan devisa, penyerapan tenaga kerja (petani sawit), peningkatan nilai tambah CPO menjadi biodiesel, pengurangan emisi GRS, dan peningkatan konsumsi domestik biodiesel.

“Kami berharap teman-teman mahasiswa memberikan kontribusi dalam pengembangan bioenergi berbasis sawit. Baik itu melalui pengembangan inovasi teknologi dan produk bioenergi berbasis sawit yang reliable, efisien dan kompetitif. Kami juga mengharapkan universitas dapat menumbuhkan dan merangsang terciptanya ahli-ahli profesi di bidang berbasis sawit serta melakukan kajian terintegrasi pengembangan bioenergi berbasis sawit”, pungkas Feby. (RWS)

Sumber : aprobi.or.id

Jangan lupa untuk berkunjung ke link :

Academia.edu Arif Rahman Hakim Nasution


Baca Juga :


Posting Komentar

0 Komentar